Konsep Akal dalam Pemikiran Al-Ghazali dan Relevansinya terhadap Etika Kecerdasan Buatan di Era Society 5.0
Abstract
Perkembangan teknologi digital telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Era Society 5.0 menuntut integrasi antara teknologi canggih dan nilai kemanusiaan untuk mengatasi masalah sosial seperti ketimpangan dan marginalisasi. Salah satu pemikiran yang relevan untuk membangun etika AI adalah konsep akal dalam pemikiran Abu Hamid Al-Ghazali. Dalam pandangan Al-Ghazali, akal bukan hanya alat untuk berpikir rasional, tetapi juga sarana spiritual yang dipandu oleh wahyu. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kontribusi konsep akal Al-Ghazali terhadap etika penggunaan AI dalam konteks Society 5.0. Dengan pendekatan kualitatif-deskriptif dan kajian pustaka, penelitian ini menganalisis karya-karya Al-Ghazali, serta menghubungkannya dengan isu-isu etika kontemporer dalam pengembangan AI. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi akal dan wahyu dalam pengembangan AI dapat menjadi dasar untuk menciptakan teknologi yang lebih berkeadilan dan manusiawi, sesuai dengan prinsip-prinsip moral universal. Konsep akal Al-Ghazali berpotensi menjadi pedoman dalam membangun etika AI yang tidak hanya cerdas secara teknis, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.
Copyright (c) 2025 Muhammad Shadiq Muntashir, Faisal Attamimi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.