Mempertahankan Faham Islam Moderat; Antara Ekstrimisme Dan Apatisme, Antara Sikap Berlebihan Dan Sikap Tidak Peduli(Upaya Mempertegas Output Pondok Pesantren Di Indonesia)

  • Abd Rachman Vikri
  • Malkan Malkan
  • Mohamad Idhan

Abstract

Dalam permulaan pembicaraan tentang ekstrimisme dan sikap moderat ini, saya mulai dengan firman Allah:

وَكذَلكَ جعَلْناكُم أمّةً وسَطًا لِتكُونُوا شُهَداءَ علَى النَّاس (البقرة: 143)

(Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang moderat supaya kalian menjadi saksi-saksi atas manusia).Kemudian dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

سَتَفْتَرِقُ أمّتِي إلَى ثلاثٍ وسَبعيْن فرقَةً كُلّهُمْ فِي النّار إلاّ وَاحدَة وهِيَ مَا علَيه وَأصْحَابي (رَواه التّرمذِي فِي كِتاب الإيْمَان)

(Akan terpecah umatku kepada 73 golongan, semuanya berada di neraka kecuali satu yaitu kelompok di mana aku dan para sahabatku di dalamnya).

Al-khathib al-Baghdadi meriwayatkan dari dengan sanadnya dari Musa ibn Yasar; salah seorang ulama terkemuka di kalangan ulama salaf, berkata: “Janganlah kalian mengambil ilmu kecuali dari mulut para ulama”. Juga berkata: “Yang mengambil ilmu dari buku-buku (tanpa guru) maka ia adalah seorang shahafi, dan siapa yang mengambil –bacaan- al-Qur’an dari mushaf (tanpa guru) maka ia adalah seorang mushafi”.

Dalam sebuah hadits tsabit disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

إنّمَا العلْمُ بالتّعلّم (رَواهُ الطبّراني)

(Sesungguhnya ilmu itu diraih dengan belajar -artinya kepada para ahlinya-). HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir.

 Al-Imam Muslim dalam muqadimah kitab Shahih-nya meriwayatkan dari seorang tabi’in agung; al-Imam Muhammad ibn Sirin, bahwa ia berkata: “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari mana kalian mengambil agama kalian”.

  Al-Imam al-Thahawi dalam risalah aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah berkata tentang Islam: “Dia -agama Islam- antara sikap berlebih-lebihan (al-ghuluww) dan sikap tidak peduli (al-taqshir), dan antara keyakinan tasybih dan keyakinan ta’thil”.

 Al-‘Allamah Ibn al-‘Imad dalam bait nadzamnya berkata:

لَمْ يَجْعل الله فِي ذا الدّين مِنْ حرَج            لُطْفًا وَجُودا على إحْيا خَليقتهِ

ومَا التّنطُّع إلاّ نَزْغةٌ ورَدَت           مِنْ مَكر إبليس فَاحْذَر سُوءَ فتنتهِ

إنْ تَسْمع قولَه فيمَا يُوسْوِسهُ                   أوْ نُصحِ رَأيٍ لَه تَرجعْ بِخَيبتهِ

القَصْد خَير وخَير الأمْر أوْسَطهُ                 دَعِ التّعمّقَ وحذرْ داء نكبتهِ

“Allah tidak menjadikan dalam agama ini suatu kesulitan, tapi ia dengan kelembutan dan sikap menghargai dalam menghidupkan para makhluk-Nya.

Sikap berlebih-lebihan tidak lain kecuali sebuah kesesatan dari perangkap Iblis, maka hindarilah keburukan fitnahnya.Jika engkau mendengar parkataan Iblis dalam apa yang ia bisikan atau apa yang ia nasehatkan dari petunjuknya maka engkau akan meraih dengan segala penyesalan.Ia membisikan tujuan yang baik, padahal sebaik-baiknya urusan adalah pertengahannya. Maka hindarkanlah sikap berlebih-lebihan dan jauhilah bisikan tipu daya Iblis tersebut”.

Published
2022-08-04