PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MUSLIM MELALUI KERAJINAN BATIK BOMBA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU
Abstract
Pada Umumnya berita tentang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kini menjadi salah satu poin penting bagi pemerintah. Hal ini dikarenakan masih banyaknya kemiskinan ataupun kurangnya lapangan pekerjaan. Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk mencari peluangagar bisa meningkatkan dan mengembangkan potensi ekonomi.
Salah satu proses pengembangan ekonomi masyarakat yaitu melalui kerajinan batik. Yang dimana salah satu provinsi penghasil batik etnis yaitu berasal dari kota kecil dari provinsi Sulawesi Tengah. Batik ini di namakan Batik Bomba yang berarti Batik dengan berbagai macam bunga. Akan tetapi ada beberapa yang menjadi permasalahan masyarakat lokal dalam mengembangkan kain batik khas palu ini yaitu pengrajin yang dulunya banyak, mulai berhenti memproduksi. Alasan paling mendasar, karena mendapatkan bahan baku semakin mahal dan sulit, lalu kurangnya pengrajin akibat pandemi covid-19. Berkenaan dengan hal tersebut, maka uraian dalam skripsi ini berangkat dari masalah bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui usaha industri Batik Bomba? dan Bagaimana dampak pemberdayaan usaha industri Batik Bomba terhadap masyarakat kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi, teknik analisi data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Program Pemberdayaan Batik Bomba di kelurahan kamonji bertujuan untuk meningkatkan kemandirian bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, sehingga dapat membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan strata sosial dalam masyarakat. Begitu pula dengan adanya kegiatan tersebut telah mengubah aktivitas warga yang tadinya monoton hanya dirumah mengurus anak, dan memasak, setelah adanya program pemberdayaan tersebut aktivitas mulai berubah, dimana saat ini mereka telah mempunyai aktivitas yang positif berupa keterampilan membatik yang sebenarnya keterampilan tersebut sudah dimiliki hanya saja tidak terasah dan tersalurkan.